E-Commerce
Penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan
manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang semakin kompetitif. Perusahaan
yang mampu bersaing adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi
ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal
meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan
menggunakan electronic commerce (e-Commerce)
yang dapat membantu memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam
bentuk fisik maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai
pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah
akan ikut berperan dan dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi
kelancaran proses-proses bisnis (Siregar, 2010).
E-Commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui
perantara halaman web di internet.
Kelebihan dari e-Commerce
dibandingkan dengan perdagangan biasa terletak pada kemudahan dan fleksibilitas
yang ditawarkan. E-Commerce merupakan
hasil penerapan (aplikasi) teknologi informasi, yang memungkinkan terjadinya
transaksi antara produsen dan konsumen melalui internet. Transaksi informasi melalui media elektronik adalah transaksi
yang dilakukan melalui jaringan internet untuk memberikan layanan bisnis, jual
beli barang, jasa dan informasi antara sejumlah pihak. Dengan semakin matangnya teknologi internet dan web,
teknologi ini akan mampu meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal komunikasi
bisnis dan berbagi informasi, selain itu berbagi sumber daya lain yang
bernilai. Penerapan teknologi e-Commerce merupakan salah satu faktor
yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan.
Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan melihat
perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut dapat memanfaatkan
suatu layanan secara on-line yang
berupa e-Commerce. Tetapi hingga saat ini penggunaan e-Commerce
di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survei awal masih relatif
sedikit perusahaan yang menggunakan e-Commerce sebagai sarana untuk
kepentingan bisnis. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dikaji tentang motif
serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan e-Commerce dalam kepentingan bisnis.
Kompetisi bisnis telah tercipta di semua sektor termasuk
sektor peternakan. Penggunaan e-Commerce
untuk meningkatkan daya saing perusahaan sudah banyak ditemukan di sektor
perdagangan, jasa dan keuangan. Untuk sektor peternakan penerapan e-Commerce perkembangannya belum sepesat
pada ketiga bidang tersebut. Hal ini dimungkinkan karena sektor peternakan
objek bisnisnya berupa fisik sehingga relative lebih sulit dalam penggunaan e-Commerce. Salah satu perusahaan bidang
peternakan yang telah menerapkan e-Commerce
adalah PT. Cheil Jedang Superfeed (CJS). Perusahaan ini merupakan salah
satu perusahaan pakan ternak (feedmill)
ketiga terbesar produksinya di Indonesia. Perusahaan yang diawal berdirinya ini
satu core bisnis dengan Samsung
(lepas tahun 1993) secara intensif melakukan riset dan pengembangan teknologi
informasi. Meskipun saat ini pemanfaatan e-Commerce di CJS belum maksimal karena baru pada tahap pengembangan, namun jika
dilihat dari kompetitornya aplikasi e-Commerce di CJS masih
lebih maju. Dengan penggunaan e-Commerce ini diharapkan akan
meningkatkan kemampuan CJS dalam hal komunikasi bisnis dan berbagi informasi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana pemanfaatan e-Commerce dalam kepentingan bisnis di bidang
agribisnis peternakan khususnya di CJS. Selain itu untuk mengetahui kendala apa
saja yang dihadapi CJS dalam menerapkan e-Commerce sehingga diharapkan dapat
ditemukan alternatif solusi.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
Electronic Commerce (e-Commerce) adalah proses pembelian, penjualan
atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e-Commerce
merupakan bagian dari e-business, di
mana cakupan e-business lebih luas,
tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra
bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan
www, e-Commerce juga memerlukan teknologi basis
data atau pangkalan data (database), e-surat atau surat
elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang, dan alat pembayaran untuk e-Commerce ini (Siregar, 2010)
Menurut Catherine L. Mann (2000), e-Commerce bukan sebuah jasa atau sebuah barang, tetapi merupakan
perpaduan antara jasa dan barang. E-Commerce
dan kegiatan yang terkait melalui internet dapat menjadi penggerak untuk
memperbaiki ekonomi domestik melalui liberalisasi jasa domestik dan mempercepat
integrasi dengan kegiatan produksi global. Karena e-Commerce akan mengintegrasikan perdagangan domestik dengan
perdagangan dunia, berbagai bentuk pembicaraan atau negosiasi tidak hanya akan
terbatas dalam aspek perdagangan dunia, tetapi bagaimana kebijakan domestik
tentang pengawasan di sebuah negara, khususnya dalam bidang telekomunikasi,
jasa keuangan, dan pengiriman serta distribusi.
Dalam
mengimplementasikan e-Commerce tersedia suatu integrasi rantai nilai dari
infrastrukturnya, yang terdiri dari tiga lapis. Pertama, insfrastruktur sistem
distribusi (flow of good); kedua,
insfrastruktur pembayaran (flow of money);
dan ketiga, infrastruktur sistem informasi (flow
of information). Agar dapat terintegrasinya sistem rantai suplai dari
supplier, ke pabrik, ke gudang, distribusi, jasa transportasi, hingga ke
pelanggan maka diperlukan integrasi enterprise
system untuk menciptakan supply chain
visibility. Ada tiga faktor yang patut dicermati oleh kita jika ingin
membangun toko e-Commerce yaitu: variability, visibility, dan velocity (Majalah
Teknologi, 2001).
E-Commerce merupakan konsep baru yang biasanya digambarkan sebagai proses jual beli
barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel, Siegel,
2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran
produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet
(Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003).
E-Commerce
merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis,
pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dan lain-lain. Selain teknologi jaringan
www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases),
e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang
lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk
e-dagang ini (Fadli, 2011).
Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku
M. Suyanto (2003) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif
berikut:
- Perspektif Komunikasi: e-Commerce merupakan pengiriman indormasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana eletronik lainnya.
- Perspektif Proses Bisnis: e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
- Perspektif Layanan: e-Commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
- Perspektif Online: e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
Penggolongan e-Commerce yang lazim dilakukan orang
ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe
berikut segera bisa dibedakan:
1. Business to business (B2B)
Karakteristik dari B2B adalah pertama, trading partners-nya telah diketahui dan
umumnya memiliki hubungan yang cukup lama serta informasi hanya dipertukarkan dengan
partner tersebut. Karakteristik ini memungkinkan terjadinya hubungan yang harmonis dan saling
percaya. Kedua, pertukaran data berlangsung
berulang-ulang dan secara berkala.
2. Business to Consumer (B2C)
B2C
mempunyai karaketristik, pertama terbuka untuk umum, dimana informasi
disebarkan ke umum. Kedua, servis yang diberikan bersifat umum dimana
mekanismenya dapat digunakan oleh khalayak ramai. Ketiga, pelayanan yang
diberikan berdasarkan permohonan (on
demand) maka produsen mempersiapkan responnya sesuai dengan permohonan
tersebut. Keempat, pendekatan client
atau server sering digunakan dimana
diambil asumsi client (consumer)
menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server (Deris, 2002).
Meskipun
demikian, istilah e-Commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5
perspektif (Phan, 1998) sehingga pada
hakikatnya dalam lingkup yang luas e-Commerce bisa dikatakan ekuivalen
atau sama dengan e-business:
Tabel
1. Perspektif Mengenai E-Commerce
PERSPEKTIF
|
DEFINISI E- COMMERCE
|
FOKUS
|
On-line Purchasing Pespective
|
Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk
dan informasi melalui internet dan jasa online lainnya.
|
Transaksi
online
|
Digital Communication Perspective
|
Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital
produk, jasa dan pembayaran online
|
Komunikasi
secara elektronis
|
Service Perspective
|
Sistem yang
memungkinka upaya menekan biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi
instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa
|
Efisiensi
dan layanan pelanggan
|
Business Process Perspective
|
Sistem yang
memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja
|
Otomatisasi
proses bisnis
|
Market-of-one
Perspective
|
Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan
jasa untuk diadapatasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan
secara efisien
|
Process
customization
|
Sumber: diolah dari Phan (1998).
2.2.
Tujuan Aplikasi E-Commerce
Adapun
tujuan dari aplikasi e-Commerce adalah sebagai berikut:
1.
Customer/pelanggan
yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses
internet dan interface-nya
menggunakan web browser.
- Menjadikan portal e-Commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, akan tetapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi)
- Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual: responsif (respon yang cepat dan ramah), dinamis, Informatif dan komunikatif
- Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
- Model pembayaran: kartu kredit atau transfer.
Dalam banyak
kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan
kekuatan produk saja, akan tetapi dengan adanya tim manajemen yang handal,
pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis
yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus,
beberapa faktor yang termasuk:
- Menyediakan harga kompetitif
- Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
- Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
- Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
- Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
- Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
- Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang
berhubungan dengan e-Commerce adalah:
1. E-mail
dan Messaging
2. Content Management Systems
3. Dokumen,
spreadsheet, database
4. Akunting
dan sistem keuangan
5. Informasi
pengiriman dan pemesanan
6. Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
7. Sistem
pembayaran domestik dan internasional
8. Newsgroup
9. On-line Shopping
10. Conferencing
11. Online Banking
2.3. Manfaat dan Tantangan
Penggunaan e-Commerce
Dalam banyak
kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang
handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi
bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang
bagus, beberapa faktor yang termasuk:
- Menyediakan harga kompetitif
- Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
- Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
- Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
- Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
- Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
- Mempermudah kegiatan perdagangan.
Manfaat yang
dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa
e-Commerce dapat memberikan manfaat antara lain:
- Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-Commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-Commerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.
- Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.
- Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-Commerce memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
- Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.
E-commerce memberikan pilihan
kepada produsen tentang jenis usaha dan skala usaha yang akan
dikembangkan. Dengan mengimplementasikan
e-commerce, produsen dapat memilih untuk mengembangkan target pasar kepada
pasar global atau hanya fokus terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha kecil
dan menengah, dengan menggunakan e-commerce dapat menawarkan sesuatu yang berkualitas
dan terjangkau serta memiliki kepercayaan diri menghadapi pesaing. Biaya tidak
kemudian menjadi kendala utama, tetapi yang terpenting bagaimana usaha kecil
dan menengah dapat menunjukkan produk atau jasa yang ditawarkan melalui
websitenya dan dapat dilakukan melalui penjualan secara on line.
Dengan menggunakan e-commerce,
produsen dapat merubah daftar harga atau melakukan kustomisasi produk atau jasa
yang ditawarkan dan terinformasikan secara cepat melalui website. Sesuatu yang
biasanya memerlukan waktu yang lama untuk dilaksanakan atau diintegrasikan,
dengan e-commerce menjadi lebih cepat. Melakukan model usaha yang inovatif atau
melakukan re-engineering, melaksanakan spesialisasi dengan derajat yang tinggi
atau meningkatkan produktivitas dan perhatian terhadap pelanggan, bukan sesuatu
yang tidak mungkin dengan e-commerce. E-commerce juga bermanfaat dalam
membangun database pelanggan yang komprehensif. Produsen dapat mempunyai
informasi tentang pola pemesanan yang dilakukan pelanggan dan mengelolanya
sebagai informasi yang berharga. Database tersebut akan membantu produsen saat
melakukan pemasaran dan strategi promosi agar dapat tepat sasaran.
Dalam konteks hubungan dengan
mitra bisnis, e-commerce membantu dalam mengurangi inefisiensi yang mungkin terjadi
dalam rantai penawaran, mengurangi kebutuhan untuk membuat inventory dan
menghindari keterlambatan pengiriman. Sehingga produsen mempunyai kepercayaan
diri tentang usaha yang dijalankan dalam melakukan kerjasama dengan pemasok dan
perusahaan jasa. E-commerce secara inherent
akan menyederhanakan dan mengotomatisasi proses bisnis yang mendukung,
menggabungkan dengan kecepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Dalam hubungannya dengan
pelanggan, e-commerce membantu dalam menfasilitasi kegiatan pembelian yang
nyaman. E-commerce dapat menghemat waktu pelanggan dibandingkan jika pelanggan
tersebut melakukan pembelian secara off-line. Seringkali pelanggan membayar
lebih murah untuk harga produk tertentu dibandingkan jika pelanggan membelinya
secara off-line.
Meskipun memiliki beberapa
keuntungan, penggunaan e-commerce juga menghadapi kendala. Melakukan kegiatan
transaksi secara online berarti pelanggan akan terpaksa menyediakan sejumlah
informasi pribadi yang dipersyaratkan oleh penjual. Persyaratan ini tentunya
dapat mengganggu kerahasiaan dan menimbulkan issu tentang keamanan dari
informasi yang disediakan. Protokol untuk proses tertentu yang belum standard,
bandwith telekomunikasi yang terbatas dan keterbatasan software yang digunakan,
merupakan beberapa issu teknis yang mengakibatkan e-commerce masih kurang
terintegrasi dengan sistem IT yang kontemporer.
Disamping kendala teknis, issu non teknis juga menjadi
kendala dalam penggunaan e-commerce. Masih banyak pembeli yang tidak percaya
dan susah merubah kebiasaannya untuk bertransaksi tanpa bertemu langsung dengan
penjualnya dan menggunakan kertas yang terbatas (paperless). Menurut Marhum
Djauhari (2009), berdasarkan kenyataan bahwa hukum sering berdasar pada
obyek fisik maka hal ini akan menimbulkan masalah yang serius terhadap bisnis
karena ketidak pastian hukum dari proses tersebut. Status hukum dari transaksi
yang dibentuk secara otomatis, belumlah jelas. Apakah mungkin untuk sebuah
perjanjian atau yang lebih umum, prosedur hukum dibuat oleh sebuah komputer.
Disamping hal tersebut di atas, seperti bisnis online
yang sangat bergantung pada internet, web server dan aplikasi berbasis web
untuk sehari-hari dalam bisnis, maka web hosting sangat penting untuk
kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha. Keamanan yang ketat dan kuat,
kehandalan sempurna, integritas data dan downtime seminimal mungkin adalah
kriteria utama untuk memilih e-commerce web hosting.
Sebuah e-commerce webhosting
membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi karena berhubungan dengan transaksi
keuangan yang berjalan setiap hari. Sebuah kesalahan kecil dapat berubah
menjadi kesalahan fatal yang membuat kerugian besar bagi pemilik bisnis.
Apalagi saat ini semakin marak kejahatan cyber, website e-commerce menimbulkan
tantangan lebih dari penyusup yang tidak sah dan hacker cyber. Orang-orang ini
bisa menyedot uang secara ilegal jika sistem keamanan webhosting yang dipilih
lemah. Karena itulah wajib memilih webhosting dengan sistem keamanan yang tepat
di tempat yang terbaik (Jakarta WebHosting, 2011).
Berikut beberapa tips dalam memilih hosting (Rizdan. 2001) :
- Pilihlah hosting yang murah. Ini mungkin yang menjadi pilihan pertama kali ketika orang mau membeli atau menyewa hosting. Dan jika ini juga menjadi pilihan anda dalam menyewa hosting maka silahkan memilih hosting yang murah tapi tidak murahan.
- Lihatlah space yang di tawarkan. Ini sangat penting sekali jangan sampai anda salah dalam memilih space atau kapasitas ruangan yang di tawarkan. Tapi meskipun penting jangan di jadikan acuan yang membuat anda kebingungan tapi sesuaikan saja dengan kebutuhan anda.
- Pilihlah hosting yang full support. Biasanya jasa penyewaan hosting supportnya sangat baik-baik karena pelayanan yang bisa membuat betah para pelanggan. Kalau bisa usahakan pilih yang supportnya 24 jam kali 7 hari. Agar bila terjadi masalah bisa cepat terselesaikan.
- Pilihlah hosting sesuai dengan target pemasaran. Kenapa ini harus anda pertimbangkan? Alasanya simple, karena ini yang nantinya akan membedakan kecepatan akses. Sebagai gambaran, bila blog anda untuk bisnis PPC Google Adsense, afiliasi amazon, afiliasi clickbank dll, yang target pemasarannya luar negeri maka server yang luar negeri cocok untuk anda pilih. Tapi kalu bisnis sekedar toko online dengan target pemasaran lokal maka server lokal atau indonesia yang cocok untuk anda pilih.
- Lihat fasilitas control panel yang di tawarkan. Apakah di sana menyediakan fantastico atau softaculous yang akan memudahkan anda dalam menginstall script seperti wordpress,joomla,e-commerce dll.
- Pilihlah hosting yang unlimited. Meskipun dalam memilih hosting di sesuaikan dengan kebutuhan tapi tidak ada salahnya kalau anda memilih yang unlimited hosting. Sebagai pertimbangan bagaimana kalau seandainya kedepannya bisnis online yang anda pilih sangat menjanjikan untuk kelangsungan hidup anda. Anggap saja menyewa hosting yang unlimited merupakan investasi untuk masa depan.
2.4. Model-Model
Bisnis E-Commerce
Dari beberapa literatur dan iklan-iklan bisnis e-commerce di internet kita bisa melihat banyak model-model bisnis yang ditawarkan, dimulai dari model arisan berantai sampai bermain valas atau forex secara online. Empat contoh model bisnis e-commerce yang dapat digunakan adalah sebagai berikut (Arfans, 2011) :
1. Binis Affiliasi
Model bisnis affiliasi adalah dimana kita menjual produk orang
lain, bisnis ini dapat digunakan oleh yang tidak memiliki produk sendiri untuk
dijual tetapi sangat ingin berbisnis di internet. Disini kita akan mendapatkan
penghasilan melalui komisi hasil penjualan, biasanya berkisar antara 4% sampai
60% dari harga produk.
2. Binis Reseler
Model bisnis reseler adalalah dimana pada prinsipnya hampir sama
dengan model bisnis affiliasi, hanya saja untuk bisa bergabung dengan bisnis
model ini terlebih dahulu diharuskan untuk membeli salah satu produk yang
mereka miliki, baru setelah itu diijinkan untuk memasarkannya. Biasanya hasil
yang bisa kita dapatkan dari bisnis model ini sebesar 20% sampai 50%.
3. Bisnis Pribadi (Menjual Produk Sendiri)
Bila kedua model bisnis e-commerce di atas sumber
penghasilan adalah dengan menjual produk-produk orang lain, dalam bisnis pribadi ini
bisa menawarkan produk yang merupakan hasil karya kita sendiri. Karya di sini
tidak hanya berbentuk benda hasil produksi saja, namun hasil dari keahlian kita
juga bisa. Misalnya dalam membuat sebuah e-book tentang bagaimana cara
menghemat listrik sampai 80% lalu anda memasarkannya melalui internet.
4. Publisher
Model bisnis publisher ini sangat menarik, karena tidak menjual
sebuah produk atau jasa sama sekali, tetapi hanya membuat sebuah situs/blog
yang berisi informasi yang unik dan sedang dicari banyak orang, lalu anda bisa
daftarkan situ/blog anda kesebuah perusahaan periklanan/advertising online.
Jika situs/blog anda memenuhi syarat maka anda akan mendapat komisi dari setiap
pengunjung yang datang ke situ/blog anda dan membaca iklan yang berasal dari
perusahaan advertising tersebut. Contoh perusahaan advertising yang sudah
sangat terkenal adalah google.
2.5. Membuat Toko Online dengan E-Commerce Software
Jika
ingin membangun sebuah toko online
dapat menggunakan E-Commerce Software dibawah
ini (Anonymous) :
1. Magneto - Untuk pengguna juga
sebagai admin, software ini memiliki beberapa fitur yang kuat untuk mendukung
e-commerce. Hal ini memungkinkan beberapa toko untuk dikelola dari
antarmuka admin tunggal.
2. Fortune3 - ini
maju tetapi mudah menggunakan perangkat lunak dan layanan e-commerce memiliki semua fitur dan dukungan
yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah toko online yang sukses.
.
3. OXID esales - ini open source
e-commerce sistem siap untuk B2C, B2B dan skenario commerce social.
4. PrestaShop -
Apa yang menarik paling adalah antarmuka itu ramping. Dengan open source
Anda dapat membuat kesepakatan khusus seperti voucher hadiah, penurunan harga,
produk tag.
5. osCommerce - t adalah salah satu
gratis aplikasi e-commerce tertua yang menawarkan beberapa pilihan pemasaran
dan mendukung sebagian besar sistem pembayaran. SEO friendly ini aplikasi
dan multibahasa bekerja dengan PHP / MySQL.
6. Digistore - ini dikembangkan dari
mesin osCommerce dengan perbaikan di ujung depan dan admin app. Ini
menyediakan platform untuk menjual & virtual barang fisik.
7. OpenCart - ini PHP – MySQL sistem
shopping cart adalah aplikasi yang tampak sederhana namun memiliki semua
harus-memiliki fitur.
8. Freeway - Aplikasi ini memiliki
beberapa ide inovatif untuk menjual. Ini dapat digunakan
untuk menjual sebuah pelajaran gitar atau menyewa lapangan tenis pada
tanggal tertentu dan waktu.
.
9. Cart
Zen - Ini adalah gratis dan kompatibel keranjang
belanja open source perangkat lunak. Dikembangkan oleh sekelompok
pemilik toko programmer, desainer dan konsultan.
10. Ecommr - Aplikasi ini menawarkan
website penyajian dan elemen desain antarmuka situs web e-commerce dengan cara
dikategorikan.
11. Spree - lain e-commerce platform
menggunakan Ruby on Rails. Spree memungkinkan
perbaikan dan kustomisasi. Dengan Merchant Aktif plugin mendukung sebagian
besar prosesor pembayaran.
Menurut Zifan (2011), terdapat dua
pilihan dalam membuat toko on line, dengan plugin wordpress E-commerce dengan Theme Thesis untuk WordPress yaitu: Dengan galeri gambar atau
tampilan standar
1. Ecommerce dengan
Galeri gambar di homepage
Bila memiliki toko dengan Galeri gambar di home page, akan melihat produk
yang dijual dalam kotak, dengan produk mencakup horizontal dan vertical.
2. Ecommerce dengan
Tampilan Standar
Bila membuat toko Tampilan
Standar online, produk akan terdaftar secara vertikal dengan rincian produk
yang tepat pada homepage.
2.6.Penggunaan
E-Commerce di Indonesia dan Dunia
E-Commerce
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu
halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik
menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang
lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat
non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar
US pada tahun 2011 (Fadli).
Istilah
“perdagangan elektronik” telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya,
perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti
penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau
invoice secara elektronik. Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunya
istilah yang lebih tepat “perdagangan web” — pembelian barang dan jasa melalui
World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang
menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya
ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis
memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun,
baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap
matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa
mengembangkan situs web perdagangan ini.
Menurut Wibawa,
H. (2010), Di Indonesia, fenomena e-commerce
ini sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculnya situs http://www.sanur.com/ sebagai
toko buku on-line pertama. Salah seorang pakar internet Indonesia, Budi
Raharjo, menilai bahwa Indonesia memiliki potensi dan prospek yang cukup
menjanjikan untuk pengembangan e-commerce.
Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan e-commerce ini seperti keterbatasan
infrastruktur, ketiadaan undang-undang, jaminan keamanan transaksi dan terutama
sumber daya manusia bisa diupayakan sekaligus dengan upaya pengembangan pranata
e-commerce itu
(Info Komputer edisi Oktober 1999:7).
Bagaimanapun,
kompetensi teknologi dan manfaat yang diperoleh memang seringkali harus
melalui proses yang cukup panjang. Namun mengabaikan
pengembangan kemampuan teknologi akan menimbulkan ekses negatif di masa
depan. Keterbukaan dan sifat proaktif serta antisipatif merupakan
alternatif yang dapat dipilih dalam menghadapi dinamika perkembangan
teknologi. Learning by doing
adalah alternatif terbaik untuk menghadapi fenomena e-commerce karena mau tak
mau Indonesia sudah menjadi bagian dari pasar e-commerce global. Meski belum sempurna ,
segala sarana dan pra-sarana yang tersedia dapat dimanfaatkan sambil terus
direvisi selaras dengan perkembangan mutakhir.
Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada
sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online.[1] Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall
(diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan,
aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri
pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki
fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping
cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang
beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di
Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual
beli di internet. Commerce Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan
lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT
Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs
yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall
2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan
Trikomsel.
Dari data internet pada
www.worldstats.com, dalam sepuluh tahun terakhir jumlah pengguna internet di
dunia meningkat drastis, dari 0,4% pengguna di seluruh dunia, kini naik hampir
60 kali lipat di tahun 2008.[2] Pengguna internet tahun 2008
1.565.000.000 atau sebesar 23,3 % dari jumlah penduduk di dunia. Dari 1,5
miliar pengguna internet saat ini, 41% berada di Asia, kemudian disusul Eropa
25% disusul Amerika Utara 16% dan Afrika dengan tingkat pengguna internet
terkecil di dunia hanya 5.6%. Besarnya pengguna internet di Asia sangat wajar
mengingat jumlah penduduk di Asia lebih dari 55% penduduk dunia atau sebesar
3,7 miliar jiwa dari total penduduk dunia 6,7 miliar jiwa. Sedangkan presentase
penetrasi terbesar pengguna internet terhadap total penduduk dunia masih
dipegang oleh negara-negara di kawasan Amerika Utara yang mencapai 73,1%
sedangkan penetrasi pengguna internet di Asia baru mencapai 17,2%. Prosentase pengguna
internet di dunia berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan tingkat
pendapatan dapat dilihat pada diagram lingkaran di bawah ini:
Dengan trend pertumbuhan internet dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia
menjadi pangsa pasar pengguna internet yang sangat potensial. Diperkirakan
untuk tahun 2008, 2009, 2010, trend pertumbuhan pengguna internet Indonesia
akan meningkat rata-rata 20% dari awal tahun 2008 sekitar 25 juta pengguna, di
akhir 2008 diperkirakan telah mencapai 30 juta pengguna atau baru 13% penduduk
Indonesia yang menikmati fasilitas internet. Jauh dari penetrasi pengguna
internet dunia yang mencapai 17,2% di Asia.
Krisis ekonomi yang melanda dunia
dan berdampak pada perekonomian di Indonesia, tidak akan menghalangi pengaruh
dari globalisasi teknologi dunia. Sebab dengan penerapan IT maka semakin besar
peluang masyarakat untuk mengakses komputer dan jaringan internet beserta
kandungan informasi di dalamnya. Walaupun belum mampu melayani seluruh rakyat
Indonesia, tetapi prosentase masyarakat yang akan terlayani akan jauh lebih
besar dari keadaan sekarang ini sebab dari data yang ada dari Internet Indo
Data Centra Indonesia (IDC) pada tahun 2008 pengguna internet di Indonesia
sekitar 25 juta atau sekitar 10,5% dari total penduduk.
Berdasarkan data Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hingga akhir maret 2008, telah
terpasang koneksi sekitar 241.000 broadband internet di seluruh indonesia.
Google yang merupakan salah satu pemain berpengaruh besar di dunia, melihat perkembangan
internet market yang cukup besar dan melihat penggunaan internet untuk UKM di
Indonesia sebagai target market yang dapat dikembangkan dan optimis dapat
memperoleh calon pengiklan yang memasang iklan melalui google adwords, yang
mana didukung dengan biaya yang cukup ringan yang dikeluarkan para pemasang
iklan yaitu Rp 90.- per klik di google awords. Didukung dengan hasil pengamatan
PT Synovate Indonesia yang mengatakan bahwa sebagian besar pengguna internet di
Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi yang berkenaan dengan
barang yang ingin mereka beli sehingga hal tersebut menandakan potensi besar
bagi online bisnis di Indonesia.
Semakin banyaknya pengguna
internet, diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam melakukan
pembelian barang atau jasa, yaitu pembelian secara konvensional melalui
e-commerce. Sebagaimana hasil penelitian Liao and Cheung (2001) bahwa pengguna
internet di Singapura, semakin banyak mempergunkan internet maka ia semakin
senang melakukan pembelian melalui e-commerce (toko maya). Fenomena ini
diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pengusaha, khususnya di Indonesia,
untuk mulai mengembangkan inovasi bisnis melalui e-commerce. Di Amerika, nilai
transaksi perdagangan retail yang dilakukan secara online terus meningkat.
Berdasarkan data statistik yang dipublikasikan oleh US Cencus Bureau, nilai
transaksi retail secara online pada 3 bulan pertama tahun 2008 mencapai
33 milyar USD. Jumlah ini adalah sekitar 3.3 persen dari total nilai
perdagangan retail pada rentang waktu tersebut. Bila dilihat dari presentase ,
nilai transaksi retail online mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
akhir tahun 2000 yang hanya mencapai 1% dari total nilai perdagangan retail.
Menurut TID UN-ESCAP, dalam tahun
2007 di Asia Timur dan Pacific, jumlah pengguna internet meningkat 4 kali
dibandingkan kondisi tahun 2000. Jepang merupakan pusat e-commerce terpenting di wilayah Asia dan
Pacific, dengan rata-rata pertumbuhan omzet e-commerce sekitar 143% dalam 5 tahun
terakhir, diikuti oleh Australia dan Korea Selatan. Di Indonesia, diperkirakan
nilai transaksi retail yang dilakukan melalui internet masih sangat kecil
jumlah dan presentasenya jika dibandingkan dengan nilai transaksi retail secara
keseluruhan. Data pada tahun 2000 menyebutkan bahwa jumlah e-shop istilah bagi
toko di dunia maya di Indonesia sudah mencapai lebih dari dua puluh buah,
berarti dari data tersebut kemungkinan tiap tahunnya akan meningkat. Produk
yang dijual dalam e-commerce bermacam-macam, seperti, buku,
komputer, handphone, handicraft, dan t-shirt. Pada tahun 2000 tercatat nilai
transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 100 juta USD. sedangkan nilai
transaksi di seluruh dunia mencapai 390milyar USD. hal ini berati menunjukkan
bahwa nilai transaski e-commerce di Indonesi masih sekitar 0,026% dari seluruh
total nilai transaksi e-commerce dunia (Boerhanoeddin,2003).
Untuk belanja
e-commerce ke luar negeri juga sangat memungkinkan, misalnya di eBay atau Amazon. Banyak contoh
beberapa situs luar negeri yang melayani jasa pembelian sebagai makelar e-commerce
ini. Melalui Googling saja dengan kata kunci International Checkout,
maka akan banyak rekomendasi dari Google tentang situs-situs broker jasa
pembelian barang ke luar negeri. Beberapa
situs yang terpercaya adalah situs berikut ini (Anonymous, 2011) : http://www.internationalcheckout.com
dan http://www.myamericanshopper.com
E-commerce
sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia (Laksito,
R. D. , 2011). Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang
besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan
dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan
infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat
e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna
internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk.
Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan
di Indonesia.
2.7.Penggunaan
E-Commerce dan Permasalahan Hukum
Menurut TID UN ESCAP (2007), terdapat sekitar 10
permasalahan utama dalam penggunaan e-commerce, yaitu:
·
Kontrak elektronik
·
Tandatangan elektronik/tandatangan digital
·
Pembayaran elektronik dan jaminan keamanan
·
Penyelesaian sengketa
·
Batas negara dan hukum yang digunakan
·
Perlindungan konsumen
·
Kejahatan internet
·
Hak kekayaan intelektual
·
Pajak
·
Harmonisasi sistem hukum
Menurut Vera, Ellen dan Melissa (2008), beberapa
permasalahan hukum dalam aktivitas e-commerce :
·
Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui
internet;
·
Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan megikat
secara hukum;
·
Obyek transasksi yang diperjual belikan;
·
Mekanisme peralihan hak;
·
Hubungan hukum dan pertanggung jawaban para pihak yang
terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti
perbankan, internet service provider (ISP), dan lain sebagainya;
·
Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan
digital sebagai alat bukti;
·
Mekanisme penyelesaian sengketa;
·
Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam
penyelesaian sengketa
Hukum
perjanjian Indonesia menganut azas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338
KUH Perdata. Azas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk
membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu
suatu perjanjian. Dengan demikian para
pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara
mereka. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan antara para
pihak untuk memberikan suatu prestasi.
Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat.
Jual beli
merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata sedangkan
e-commerce pada dasarnya merupakn model transaksi jual beli modern yang
mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media
transaksi. Dengan demikian selama tidak
diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual
beli yang diatur dalam buku II KUH Perdata berlaku sebagai dasar hukum
aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce
tersebut menimbulkan sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya
dalam ketentuan tersebut.
Menurut Marhum Djauhari (2009), permasalahannya
tidaklah sesederhana itu. e-commerce merupakan model perjanjian jual
beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual
beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga
bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual beli konvensional akan
kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Sebagai fenomena yang relatif baru,
bertransaksi bisnis melalui internet memang menawarkan kemudahan, namun
memanfaatkan internet sebagai fondasi aktivitas bisnis memerlukan tindakan
terencana agar berbagai implikasi yang menyertainya dapat dikenali dan diatasi.
Di
Indonesia, perlindungan hak-hak konsumen dan e-commerce masih rentan.
Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang berlaku sejak tahun 2000 memang
telah mengatur hak dan kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang tepat
untuk diterapkan dalam e-commerce. Karateristik yang berbeda dalam
system perdagangan melalui internet tidak cukup tercover dalam UUPK tersebut.
Untuk itu perlu dibuat peratauran hukum mengenai transaksi e-commerce yang
lebih dapat menjamin para pihak yang menggunakan e-commerce.
Dalam
bidang hukum saat ini Indonesia telah memiliki perangkat hukum setelah lama
menunggu, DPR-RI akhirnya mengesyahkan RUU-ITE pada tanggal 25 Maret 2008,
menjadi Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU-ITE), yang didalamnya antara lain mengatur upaya
melindungi masyarakat dari situs-situs a-susila, transaksi elektronik. Dengan
demikian seluruh transaksi elektronik di Indonesia telah memiliki dasar hukum
yang jelas. Dengan menggunakan Undang-Undang ITE, aparat hukum dapat menjerat
setiap orang, baik WNI maupun WNA, baik yang berada di dalam negeri maupun luar
negeri yang melakukan tindak kejahatan karena orientasi penegakan hukum UU-ITE
bukan sekedar Locus delicti dan tempus delicti, akan tetapi lebih berorientasi
pada akibat hukum dari perbuatan.
Dengan
menganut azas yurisdiksi ekstra teritorial dan mengakui alat bukti elektronik
sebagai alat bukti sah di pengadilan serta tanda tangan digital mempunyai kekuatan
yang sama dengan tanda tangan basah, maka UU-ITE merupakan rezim hukum baru
dalam khasanah peraturan perundang-undangan yang dapat menjangkau siapapun,
kapanpun dan dimanapun, seiring dengan pengesahan UU-ITE ini, maka masyarakat
Indonesia telah menjadi bagian komunitas pergaulan dunia tanpa mengenal adanya
batas-batas territorial Negara.
III.
PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi
Objek E-Commerce Usaha CJS
CJS merupakan
industri pakan ternak yang memproduksi pakan ternak Broiler (ayam pedaging),
Layer (ayam petelur), Konsentrat (ayam petelur) dan Breeder (ayam pembibitan)
untuk melayani permintaan pelanggan yang berada di wilayah Jawa Barat, Jawa
Timur, Jabodetabek, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Padang dan Kalimantan.
Modernisasi peralatan produksi dan perluasan produksi yang dilakukan secara
berkelanjutan sejak tahun 1997, juga didampingi oleh intensifikasi riset dan
pengembangan teknologi serta penerapan pengendalian mutu dan keamanan pakan
ternak. Dengan perkembangan yang berkelanjutan tersebut, maka CJS menetapkan
bahwa kepuasan pelanggan merupakan tujuan perusahaan. CJS merupakan
PMA yang berasal dari Korea Selatan, dan berkantor pusat di Inchoen. Awal mula
berdirinya CJ berafiliasi dengan Samsung (Cheil Jedang Industrial Co., Ltd) pada tahun 1953. Sedangkan untuk saat
ini CJ Feed Indonesia merupakan bagian dari bisnis CJ Feed Internasional dengan
CEO Mr. BH Lee.
Adapun jenis produk yang dihasilkan oleh CJS terbagi
menjadi empat jenis yaitu pakan ayam layer, pakan ayam broiler, pakan ayam
breeder (PS/GPS) dan pakan konsentrat petelur. Komposisi produk yang dihasilkan
CJS seperti pada Tabel berikut.
Tabel 2. Komposisi Produk CJS
Tipe
Produk
|
Rate
(%)
|
Jumlah Produk
|
Nama Produk
|
Layer
|
20
|
6
|
LS-1, LG-2, LP-3, GL-3, GL-1
K, MP-3
|
Broiler
|
60
|
8
|
BRO-1, BRO-2, MR PS, MR-1,
MR-2, GM PS, GM-1, GM-2
|
Breeder
|
10
|
13
|
BBS, BBG, BPL, BP-3, BBM,
L-BS,
|
L-BG, L-BPL, L-BP3, G-BBS,
G-BBG,
|
|||
G-BBL, G-BP,
|
|||
Concentrate
|
10
|
7
|
SS-29, SS-30, SS-33, SS-35,
SS-36, SS-43, SS-45
|
TOTAL
|
100
|
34
|
|
Sumber: Data
Primer, 2011.
3.2 Identifikasi Kompetitor Potensial
Hingga
kini industri pakan ternak nasional masih didominasi perusahaan modal asing
seperti Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, CJ Feed, Sierad Produce, Gold Coin dan
Sentra Profeed. Produsen besar tersebut
umumnya terintegrasi dengan industri peternakan dan pengolahan produk ternak.
Kapasitasnya tercatat sebesar 10,0 juta ton per tahun pada 2003, kemudian
meningkat hingga menjadi 11,0 juta ton pada 2007. Tingginya tingkat
produksi menunjukkan bahwa industri pakan ternak masih memiliki peluang,
sehingga sejumlah pemain berminat melakukan ekspansi. Malindo Feed Mill akan
membangun pabrik baru di Tangerang berkapasitas 300.000 ton per tahun, serta
Charoen Pokphand akan meningkatkan kapasitas. Meningkatnya konsumsi
daging oleh masyarakat, memicu meningkatnya produksi peternakan
yang pada akhirnya permintaan terhadap pakan ternak juga meningkat (Indonesia
Commercial Newsletter, 2008).
Pada Tahun 2009,
produsen pakan ternak berskala besar di Indonesia terdapat di delapan provinsi:
Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Lampung,
dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Timur misalnya jumlah pabriknya mencapai 15 buah
dengan produksi 2,71 juta ton, share 35,2% serta kapasitasnya mencapai 3,64
juta ton. Banten terdapat 10 buah pabrik pakan ternak dengan produksi 2 juta ton, share 25,9%, dan kapasitas
produksinya mencapai 2,71 juta ton. Jawa Barat berada di urutan ketiga terbesar
berdasarkan jumlah produksinya walaupun jumlah industry pakan ternaknya lebih
sedikit dibanding Sumatera Utara yang memiliki 8 pabrik pakan ternak.
Tabel 3. Nama Perusahaan Pakan ternak di Banten:
No.
|
Nama Perusahaan
|
Kapasitas (Ton/Tahun)
|
1
|
Charoen Pokphand (Balaraja)
|
780,000
|
2
|
Cheil Jedang Superfeed
(Serang)
|
520,000
|
3
|
Japfa Comfeed (Tanggerang)
|
337,000
|
4
|
Sierad Produce (Balaraja)
|
300,000
|
5
|
Wonokoyo Jaya Kusuma (Serang)
|
249,600
|
6
|
Bintang Terang Gemilang
(Serang)
|
200,000
|
7
|
Cargill Indonesia (Serang)
|
200,000
|
8
|
Kerta Mulyo Sari Pakan (Serang)
|
96,000
|
9
|
Cibadak Indah Sari Farm (Serang)
|
100,000
|
10
|
Satwa Boga Sampurna (Tanggerang)
|
59,000
|
11
|
New Hope Indonesia
|
100,000
|
12
|
Ayam Manggis
|
50,000
|
Total
|
2,991,600
|
|
Grand Total
|
8,222,408
|
Sumber: Kementerian
Pertanian, 2010
Tabel 3 di atas
memberikan informasi tentang kompetitor CJS beserta kapasitas produksinya. Charoen Pokphand, Sierad Produce, Japfa Comfeed, dan
lainnya sudah menyediakan layanan e-Commerce,
tetapi para kompetitor CJS tersebut umumnya belum memanfaatkan fasilitas e-Commerce secara maksimal seperti
layaknya di bidang jasa dan perbankan. Hal ini terutama dikarenakan belum
adanya kesiapan para pelanggan dan pelangan masih merasa nyaman dengan sisitem
transaksi konvensional.
3.3
Identifikasi Strategi
Kompetisi
Dalam merumuskan strategi yang
akan diterapkan CJS untuk dapat lebih kompetitif dari para pesaing yang ada di
bidang agribisnis peternakan ini adalah dengan menterjemahkan visi dan misi
perusahaan ke dalam sasaran-sasaran strategik. Visi CJS: Menjadi perusahaan pakan ternak dan
integrasinya terbaik di Indonesia.
Sedangkan Misi CJS:
- Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
- Mengejar efisiensi dan produktivitas yang tinggi
- Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
- Mengembangkan dan membentuk SDM yang berkualitas
- Membangun perusahaan dengan budaya hidup terbaik
·
Menjadi feed business academy di CJ Feed Internasional
Ada beberapa langkah yang dilalui
CJS dalam merumuskan strategi:
1) Pengembangan Visi dan Misi
a.
Pengembangan
Visi: Menjadi perusahaan peternakan terbaik di Indonesia melalui karyawan,
teknologi dan model bisnis yang sesuai.
b.
Pengembangan
Misi: Melayani pelanggan dengan konsep “Only One Value” dan berkontribusi
solusi yang bernilai dalam pengembangan industri peternakan dan perikanan di Indonesia
dengan pemberdayaan sumber daya manusia setempat melalui keahlian di bidangnya.
2)
Identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi
a.
Peluang:
·
Pasar
masih terbuka untuk supply penduduk Indonesia yang populasinya sangat besar (234 million)
·
Peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat Indonesia
·
Kapasitas
produksi kompetitor masih rendah
·
Trend bisnis makanan yang berbasis daging ayam meningkat.
b. Ancaman:
·
Ancaman
serangan Virus
yang berbahaya (Avian Influenza, dll)
·
Kegagalan panen bahan baku lokal, seperti jagung.
·
Masuknya
CLQ import ke pasar lokal
·
Bisnis peternakan masih merupakan usaha resiko tinggi
3)
Menetapkan sasaran jangka panjang. Pencapaian
Sasaran (Goal) Jangka Panjang
”Menjadi Strong No. 1 Brand in Indonesia, yang berpijak terhadap Best Performance and Quality”. Yaitu dilakukan dengan:
a. Pencapaian Sales Volume 400,000
Ton/tahun
b. OP (Operating Profit) mencapai IDR 150
M/year
c.
Abnormal
A/R dibawah 50 M
Berdasarkan visi dan misi
CJS, maka dapat disimpulkan bahwa CJS menerapkan kombinasi dari Cost Leadership Strategy dan Innovation Strategies, dengan penjelasan
sebagai berikut:
Cost
Leadership Strategy
Characteristics
|
Implementasi oleh
CJS
|
Become a low cost producer of products and services
|
· Memperkuat supply chain bahan
baku dengan membangun corn drier di
sentra produksi jagung
· Reduce cost raw material dengan inovasi pembelian bahan
baku pakan
|
Find ways to help suppliers or customers reduce
their costs
|
·
SMS System: dengan mengirimkan pesan text
otomatis kepada customer. Sebagai informasi konfirmasi kepada buyer bahwa CJS telah menerima pembayaran dan informasi
tentang pengiriman produk, yang meliputi: Jenis barang, Nomer Mobil, Nomer
Surat Jalan dan waktu kirim
·
Penyediaan formulir keluhan bagi customer
menyampaikan masalah atau masukan
|
Increase the costs of competitors
|
NA
|
Innovation
Strategy
Characteristics
|
Implementasi
oleh CJS
|
Develop new products & services
|
· Kapasitas pabrik terpasang
cukup besar
· Melakukan R&D bekerjasama dengan Perguruan
Tinggi dan Litbang Kementerian Pertanian serta Ditjen Peternakan
|
Enter new markets or marketing segments
|
·
Sebagai perusahaan regional, CJ dari waktu ke waktu
memperluas wilayah pemasaran di Indonesia
·
Memperluas jangkauan negara di Asia sebagai wilayah
pemasaran (Philippine)
|
Establish new business alliances
|
NA
|
Find new ways of producing products/services
|
·
Mengembangkan bisnis integrasi ke hilir, dengan
mendirikan slaughter house dan chicken processing
·
Sumber Daya Manusia yang dimiliki mempunyai
pengalaman dan capabilitas tinggi
·
Technology yang digunakan selalu berkembang dan
merupakan teknologi terkini
|
Find new ways of distributing products/services
|
·
Pengembangan web global CJ worldwide
·
Pemesanan
produk tidak on line tapi lewat fax atau pemberitahuan melalui petugas
technical servie PT. CJS yang biasanya berkeliling ke pelanggan
·
Support yang besar dari CJ group, finansial &
raw material sourcing
|
3.4 Penerapan e-Commerce dan Web Bisnis Model untuk e-Commerce
3.4.1
E-Commerce
Beberapa aplikasi umum yang
berhubungan dengan e-Commerce yang ada di CJS adalah sebagai berikut:
1. E-mail
dan Messaging
- E-mail: Dalam hal ini email seluruh karyawan CJS menggunakan domain @cj.co.id dan @cj.net. Contoh aplikasi e-mail system:
Gambar 1. Contoh Aplikasi E-mail System
Adapun fungsi dari e-mail ini bagi CJS antara lain:
- Sebagai corporate e-mail antara karyawan CJS dan relasi atau stake holder.
-
Sebagai sarana komunikasi dan tukar informasi inter dan
antar departmen.
- Sebagai penghantar data yang bersifat
confidential.
- SMS System: Merupakan sistem informasi yang dikembangkan dengan basis oracle, melalui CJFM System, dengan mengirimkan pesan text otomatis kepada customer.
Gambar 2. Contoh Aplikasi SMS System
Adapun fungsi
dari SMS system ini bagi CJS antara lain:
- Sebagai informasi konfirmasi
kepada buyer bahwa CJS telah menerima pembayaran.
- Sebagai
informasi tentang pengiriman produk, yang meliputi: Jenis barang, Nomer Mobil,
Nomer Surat Jalan dan waktu kirim.
2. Content Management Systems
Saat ini
masih dalam tahap pengembangan yaitu pengembangan web global CJ world,
keseluruh CJ di dunia. Tampilan sebagai berikut:
Gambar
3. Web Global
CJ World
3. Akunting
dan Sistem Keuangan
Finance and
accounting area meliputi kegiatan transaksi finansial dan akuntansi
seperti profile company,general ledger,
account payable,account receivable, bank management, cost control, treasury
management (mengatur arus masuk dan arus keluar keuangan perusahaan), asset management, cash flow (laporan
kontrol arus masuk dan arus keluar mengenai keuangan perusahaan), cost centers (mencatat kegiatan yang
berhubungan dengan segala macam biaya dalam suatu perusahaan atau organisasi), profit center (mencatat dan menganalisa profit dan loss dari setiap transaksi), multy
currency, revaluation (perhitungan kembali mata uang asing dengan mata uang
lokal sehubungan dengan proses closing
bulanan), closing (accounting closing),
dan profitability analysis (mencatat
dan menganalisa profitability dari
pangsa pasar, sedperti per produk, customer,
area geografi dan karakteristik lainnya).
Menurut
O’Brien (2002), terdapat 4 komponen yang termasuk dalam finance dan accounting,
antara lain:
-
Sistem transaksi penjualan
- Sistem
Transaksi pembelian
- Sistem
transaksi penerimaan dan pembayaran
- Laporan
keuangan dan neraca
Tabel 4. Akunting dan Sistem Keuangan di CJS
Komponen Finance and Accounting
|
Kegiatan PT. CJS
|
Sistem transaksi penjualan
|
·
Kontrak per
bulan, dengan harga dan quantity sesuai kesepakatan.
·
Delivery
methode ada yang loco (customer ambil sendiri) dan franco diantar sampai
tempat pembeli.
·
Payment
methode : ada yg CBD (cash before delivery) dan utang dengan term of payment
30 hari setelah barang dikirim
|
Sistem Transaksi pembelian
|
· Kontrak berdasarkan, harga dan quantity sesuai kesepakatan. Biasanya
perbulan dan per 3 bulan.
· Delivery method: ada yang loco (CJS ambil sendiri) dan franco sampai
pabrik CJS.
· Payment method: ada yg CBD (cash before delivery) dan utang dengan term
of payment 45-60 hari setelah invoice diterima
|
Sistem transaksi penerimaan dan pembayaran
|
Menggunakan
transfer antar bank, tetapi juga menerima pembayaran giro. Tidak melayani
pembayaran tunai
|
Laporan Keuangan dan Neraca
|
· Jurnal laporan keuangan dan neraca dilaporkan setiap bulan pada saat
closing.
· Laporan ini dibuat setelah dilakukan stock opname. Untuk mengetahui stock
actual yang ada di system.
· Dari laporan keuangan tersebut akan dilakukan analisa untuk menentukan
pricing strategy dan costing
|
4. Informasi
Pengiriman dan Pemesanan
Menurut
O’Brien (2002), paling tidak terdapat 4 kegiatan dalam pemesanan dan transaksi,
yaitu:
·
Input pemesanan
·
Proses transaksi (real time/on line
atau batch)
·
Menyimpan dalam database dan
mencetak dokumen/lapora
·
Proses pemesanan
Gambar 4. Kegiatan dalam Pemesanan dan Transaksi
(Sumber: O’Brien, 2002)
Proses
pemesanan dan transaksi yang terjadi di PT. CJS, sebagai berikut:
-
Pemesanan produk tidak on line tapi
lewat fax atau pemberitahuan melalui petugas technical servie PT. CJS yang
biasanya berkeliling ke pelanggan.
-
Marketing
officer melakukan input barang yg dipesan dalam CJFMS system
-
Proses pembuatan product yg dipesan
-
Pencetakan slip
DO dan surat jalan
-
Proses delivery ke customer
5.
Pelaporan
Informasi dari Klien dan Enterprise
Pelanggan yang
akan menyampaikan keluhan terlebih dahulu mengisi formulir keluhan seperti
gambar berikut:
Gambar 5. Formulir Keluhan Pelanggan
6. Sistem
pembayaran domestik dan internasional
Jasa
perbankkan digunakan untuk transaksi finansial, baik untuk pembelian atau pembayaran
bahan baku material,
pembukaan LC, pembelian atau penukaran mata uang asing, penukaran transaksi
giro pembayaran gaji karyawan. Dalam hal ini fasilitas bank yang banyak
digunakan adalah transaksi e-Banking,
dengan basic pemanfaatan teknologi internet. Beberapa Bank yang dipakai oleh
PT. CJS antara lain : Hana Bank Korea, City Bank dan BCA Bank.
7. Newsgroup
Ada
media yang bernama Innonew yang terbit setiap bulan, media ini di kirim oleh
pengelola (tim redaksi) melalui email ke semua karyawan CJS.
- Conferencing
- Online Banking. Menggunakan internet banking BCA
3.4.2 Web Bisnis Model untuk
e-Commerce
Web merupakan fasilitas hypertext untuk
menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi, animasi dan data multimedia
lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Terdapat
sembilan model web bisnis yang dapat diapplikasikan untuk e-commerce, yaitu[3]:
1.
Brokerage model
2.
Advertising model
3.
Infomediary model
4.
Merchant model
5.
Manufacturer (direct) model
6.
Affiliate model
7.
Community model
8.
Subscription model
9.
Utility model
Dari sembilan
kemungkinan model web bisnis, dengan memperhatikan karakteristik dari setiap
model, maka dapat disimpulkan bahwa manufacturer (direct) model lebih relevan
untuk PT. CJS, dengan deskripsi sebagai berikut.
Manufacturer
(Direct) Model |
The manufacturer or
"direct model", it is predicated on the power of the web to allow a
manufacturer (i.e., a company that creates a product or service) to reach
buyers directly and thereby compress the distribution channel. The
manufacturer model can be based on efficiency, improved customer service, and
a better understanding of customer preferences. [Dell Computer, Apple Computer]
Brand Integrated Content -- Traditionally, manufacturers rely on advertising to build customer
awareness. Commericals via broadcasters like radio, television and mass
market publishers (newspapers and magazines), or through product placement in
TV and motion pictures, have been a mainstay of modern business. The Web
enables a manufacturer to integrate their brand more intimately with the
content. The innovator in this respect is the luxury automobile maker, BMW.
The company's bmwfilms is a creative blend of advertising with entertainment that paves the way
for a new approach that might be called "advertainment" -- taking
the idea of product placement advertising to the extreme.
|
Tampilan
interface web lama CJS, dengan domain www.cjfeed.co.id
sebagai berikut:
Sebagai
perusahaan global, CJS berupaya untuk menyediakan informasi yang standard
kepada calon pembeli di target pasar dan juga memberikan informasi peluang
kepada calon supplier untuk membangun aliansi bisnis dengan CJS. Untuk itu saat
ini CJS sedang mengembangkan web bisnis yang menjelaskan bahwa CJS hanya satu
perusahaan dan menjelaskan seluruh produk (product overview) yang dihasilkan
oleh CJS. Informasi ini relevan dengan karakteristik manufacturer model yang
bertujuan untuk menjangkau pembeli secara langsung dan mengurangi jaringan
distribusi. Seperti pada prototype web bisnis CJS dibawah, terlihat bahwa
pembeli dapat mempelajari seluruh produk yang dihasilkan CJS dan dapat
mengontak langsung untuk proses pembelian. Disamping itu, dengan web bisnis
model yang baru akan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan
input tentang produk yang diinginkan, sesuai karakteristik dari manufacturer
model agar pelayanan kepada pembeli semakin baik dan perusahaan dapat memahami
kebutuhan pelanggan lebih baik.
IV.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dengan
menggunakan e-Commerce di CJS dapat memperoleh beberapa keuntungan yang
meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi lebih baik, menemukan partner bisnis baru, proses menjadi
sederhana dan efisiensi waktu, dapat meningkatkan produktivitas, akses
informasi menjadi cepat, efisiensi biaya dan fleksibilitas bertambah.
Namun secara
umum memang harus diakui bahwa pemanfaatan e-Commerce di CJS masih dalam
tahap pengembangan. Sehingga belum bisa membantu penerapan strategi binis
secara komprehensif. Hal ini dikarenakan beluam adanya kesiapan seluruh
stakeholders dan faktor kebiasaan customer
pakan ternak yang belum begitu tertarik dengan sistem pembelian on line lewat internet.
4.2 Saran
Sebaiknya CJS
segera mengembangkan sistem penjualan dengan cara on line, sehingga bisa meningkatkan jaringan market bisnisnya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa merambah
ke luar negeri. Sosialisasi e-Commerce
sebaiknya terus dilakukan lebih intensif agar stakeholders dapat mengetahui dan
memahami manfaat dan keunggulan transaksi melalui e-Commerce.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2008. Industri Pakan Ternak Indonesia (Industri Profil). Indonesian Commercial Newsletter. Mei 2008.
Anonymous. 2009. Penerapan
E-Commerce untuk Meningkatkan Nilai Tambah (Added Value) bagi Perusahaan. http://aninasukmajati.wordpress.com.
Diakses : 22 July 2011.
Anonymous. 2010. Laporan Produksi
Feedmill 2009. Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Anonymous.
2011. Cara Mudah Belanja E-Commerce ke Luar Negeri. http://www.diptara.com/2011/07/cara-mudah-belanja-e-commerce-ke-luar.html?showComment=1313328396324#c4972188189390166687
Anonymous. 10 Free E-Commerce Software. http://infomation.blog.com/e-commerce/#comment-39
Anonymous. Membuat Toko Online dengan 10 CMS E-Commerce Open Source
http://wayjar.com/membuat-toko-online-dengan-10-cms-ecommerce-open-source/comment-page-1/#comment-1105
Alisjahbana, B.
2009. Internet dan e-Commerce
Untuk Koperasi dan UKM. Seminar
UKM 25 Nopember 2009.
Almilia, L. S. dan Robahi L. 2009, Penerapan
E-Commerce Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan.
Arfans. 2001. Mode-Model Bisnis E-Commerce.
http://www.amazonku.com/tag/model-model-bisnis-e-commerce/
Budiarto,
H. 2009 Electronic Commerce Systems.
Materi kuliah Management Information System
Fadli. E-Commerce. http://fadli-tn.info/blog/e-commerce/#comment-262
Indrajit,
E., Richardus. 2001. Electronic
Commerce: Konsep dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Elex Media
Komputindo.
Jakarta Web Hosting. 2001. Sukses E commerce : Ketepatan Memilih Webhosting. http://www.jakartawebhosting.com/blog/shared-hosting/sukses-e-commerce-ketepatan-memilih-webhosting/#more-856
Laksito. R.D. 2011. 10 Pertanyaan Tentang E-Commerce http://ryandwilaksito.blog.unsoed.ac.id/2011/05/18/10-pertanyaan-tentang-e-commerce/comment-page-1/#comment-368
O’Brien, James. 2002.
Introduction to Information System. The McGrow-Hills Companies. USA.
Rizdan 2001. Tips Memilih Hosting Untuk Bisnis Online. http://www.rizdancreative.net/tips-memilih-hosting-untuk-bisnis-online#comment-1387
Siregar
R.R. 2010. Strategi Meningkatkan
Persaingan BisnisPerusahaan dengan Penerapan e-Commerce. http://blog.trisakti.ac.id
Sunggiardi,
Michael S,. 2009 Kiat kiat pemasaran
Kiat-Online untuk UKM. Seminar UKM 25 Nopember 2009
Suyanto,M.
2003, Strategi Periklanan pada
E-Commerce Perusahaan Top Dunia. Andi Yogyakarta
Wibawa, H. 2010. Perkembangan, Manfaat, dan
Kelemahan E-Commerce http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dan-kelemahan-e-commerce/#comment-56
Zifan. 2001. Membuat toko online ecommerce dengan wordpress http://ini-apa.com/2011/02/membuat-toko-online-ecommerce-dengan-wordpress/#comment-6428
[1] www.matabumi.com
[2] Diahnawangsari blog, 2009
[3] Bahan
kuliah Prof. Kudang tentang web bisnis models
Comments
Post a Comment