Bisnis Convenience Store
Potensi bisnis convenience store di Indonesia akan bertumbuh
sesuai dengan bertumbuhnya GDP per kapita di sini yang pada tahun ini
akan mendekati 4000 USD per kapita. Itu artinya, daya beli meningkat.
Hal itu juga didorong pertumbuhan kelas menengah yang disimbolkan dengan
perubahan gaya hidup.
“Convenience store adalah format gaya hidup, hang out bagi anak muda,” Yongky Susilo, Director Retailer and Business Development Nielsen Company Indonesia. Menurutnya, convenience store ini masih tetap akan terbatas dan lokasinya akan tetap di urban area dan high traffic street. Tidak seperti minimarket yang bisa masuk ke perumahan dan semi urban area.
Convenience store merupakan alternatif bagi kaum
muda, karena lebih praktis dan terjangkau dibandingkan di café atau
mall. Ingat, 38% penduduk Indonesia berumur di bawah 20 tahun yang
merupakan target Lawson.
7-Eleven telah mempionirkan convenience store sebagai tempat hang out. Jadi, memang mereka kaum muda ini sering kumpul dengan peers (teman)-nya di convenience store.
Mereka mau ngobrol dan tertawa bebas tidak ada yang melarang. Sedangkan
di tempat lain seperti Cafe dan Mall, mereka tidak bisa bebas.
7-Eleven sangat tahu maunya anak-anak muda ini dan sangat mengikuti
tren dan kehidupan anak muda di urban ini. Mereka mengkonsumsi makanan
ringan dan minuman ringan, bercengkerama berjam-jam. Convenience store ini juga tempat cool down bagi mereka yang sering gaul malam, setelah membakar energi di klub-klub, sebelum pulang mereka mengambil waktu cool down di tengah malam.
Convenience store juga tempat singgah menunggu macet reda di Jakarta. Mereka enjoy dan refresh dulu
sebelum pulang setelah macet reda. Jadi, cocok sekali memang dengan
kehidupan kota urban seperti Jakarta yang sering macet.
Bagaimana dengan kehadiran Lawson di Indonesia? Setiap kehadiran kompetisi selalu ada sisi baiknya. Antara lain, service akan terus ditingkatkan oleh setiap pemain, berarti improvement baru akan di terima konsumen dan inovasi akan dipicu.
Lawson sendiri harus mengerti lebih dalam tentang situasi convenience store
di Indonesia yang memang lain dari negaranya di Jepang atau negara Asia
lainnya. Di Indonesia ini membutuhkan adaptasi. Oleh karena itu,
banyak improvement yang harus dilakukan Lawson dari formatnya yang sekarang. Mengubahnya menjadi kesempatan luar biasa.
Lawson harus memberikan warna baru dengan melebarkan segmen,
dibandingkan masuk ke segmen yang sama, yang berarti hanya akan potong
kue. Membuka segmen baru akan membuat kue lebih besar. Segmen baru
berarti konsep yang sedikit berbeda, target konsumen yang sedikit
berbeda, dan assortment yang bereda. Berarti, harus ada kejelasan format yang jernih.
Lantas, apa yang harus diperhatikan Lawson dalam menggarap bisnis
ini? Yang harus dilakukan adalah mengerti target segmen siapa dan
fokuslah menggarap ritelnya, membuat format yang clear, menggelar MyKitchen concept yang lebih wow, membangun suasana hang out yang berbeda di dalam dan luar toko, membangun komunikasi dengan media yang tepat sesuai dengan target market, dan membangun komunitas anak muda. Yang tidak boleh dilakukan adalah jangan salah lokasi dan jangan me too.
Ada sejumlah upaya marketing komunikasi yang bisa dilakukan untuk mensukseskan Lawson. Jika targetnya anak muda, maka pakailah social media,
dengarkan kicau mereka di Twitter. Ke mana anak muda bermain,
berkolaborasilah. Selain itu, harus tahu tren terakhir dari anak-anak
muda, seperti musik apa yang mereka sukai dan yang tidak sukai, topik
apa yang sedang trendy dan Lawson harus masuk dalam conversation tersebut, termasuk memanfaatkan community marketing.
Comments
Post a Comment